Translate


Sebanyak 736 layang-layang dengan berbagai bentuk, warna dan ukuran, Minggu (29/7) hiasi langit Pedungan. Kegiatan yang bertajuk “Pitik Kite Festival” yang digelar warga Banjar Pitik Pedungan sudah memasuki yang ke IV, dibuka secara resmi Walikota I.B Rai Dharmawijaya Mantra.

Dalam lomba layang-layang kali ini dibagi dalam dua kategori yaitu jenis tradisional seperti layangan jenis Janggan, Pecukan, dan Bebean, serta kategori layangan kreasi yang meliputi layangan kreasi berjenis flat, dua dimensi dan tiga dimensi.  Ketua Panitia Lomba A.A Putu Oka Gunawan mengatakan, selain sebagai ajang berkumpul para penghobi layang-layang, lewat lomba ini aneka jenis layangan tradisional Bali seperti Bebean, Janggan, dan Pecukan diharapkan tetap lestari, serta menjadi agenda rutin di Kota Denpasar.


Disamping itu lewat lomba ini juga diharapkan dapat muncul layangan kreasi  hasil inovasi para pecinta layangan di Kota Denpasar Khususnya, sehingga dapat memberi ruang gerak kepada para pelayang agar dalam bermain layangan penuh dengan rasa kebersamaan diantara para generasi muda dan masyarakat pelayang khususnya. “Untuk tahun ini layangan yang akan mengikuti lomba sebanyak 736 layangan dari ratusan sekaa dan kelompok pecinta layang-layang,” ungkapnya.

Seperti tahun-tahun sebelumnya meski pelaksanaan lomba di sawah Pitik Pedungan, antusias peserta mengikuti lomba sangat tinggi, tidak saja peserta dari Kota Denpasar, lomba juga diikuti peserta dari Gianyar, dan Badung. Kegiatan lomba yang biasanya dilaksnakan di kawasan pantai seperti padang galak, namun di sawah Abasan Pitik ini tampak beberapa layangan dengan ukuran jumbo yang membutuhkan tenaga ekstra para peserta pelayangan mampu mengudara secara maksimal.

Panasnya sawah Br. Pitik saat itu tidak mengurangi semangat para pelayang untuk mengikuti lomba. Seperti yang disampaikan salah satu peserta Agus Ariawan asal Jl. Nangka selatan yang mengikuti lomba layangan kreasi baru, mengaku sangat senang dapat mengikuti lomba bersama anggota sekaa layangan. "hal ini tidak saja sebagai hobi juga untuk memupuk rasa kebersamaan kita disamping pelestarian budaya khususnya layang-layang Bali,” ujar Agus.

Related Post :